BAB I
PENDAHULUAN
I.I
Latar Belakang masalah
Remaja Nakal, Siapa
Patut Disalahkan?
Sriwijaya Post -
Selasa, 6 Desember 2011 08:26 WIB
Berita
Terkait
SRIPOKU.COM - Masalah kenakalan remaja merupakan masalah yang kompleks
terjadi di berbagai kota di Indonesia. Sejalan dengan arus modernisasi dan
teknologi yang semakin berkembang, maka arus hubungan antar kota-kota besar dan
daerah semkain lancar, cepat dan mudah. Dunia teknologi yang semakin canggih,
disamping memudahkan dalam mengetahui berbagai informasi di berbagai media,
disisi lain juga membawa suatu dampak negatif yang cukup meluas diberbagai
lapisan masyarakat.
Kenakalan remaja
biasanya dilakukan oleh remaja-remaja yang gagal dalam menjalani proses-proses
perkembangan jiwanya, baik pada saat remaja maupun pada masa kanak-kanaknya.
Masa kanak-kanak dan masa remaja berlangsung begitu singkat, dengan
perkembangan fisik, psikis, dan emosi yang begitu cepat.
Secara psikologis,
kenakalan remaja merupakan wujud dari konflik-konflik yang tidak terselesaikan
dengan baik pada masa kanak-kanak maupun remaja para pelakunya. Seringkali
didapati bahwa ada trauma dalam masa lalunya, perlakuan kasar dan tidak
menyenangkan dari lingkungannya, maupun trauma terhadap kondisi lingkungannya,
seperti kondisi ekonomi yang membuatnya merasa rendah diri.
Mengatasi kenakalan
remaja, berarti menata kembali emosi remaja yang tercabik-cabik itu. Emosi dan
perasaan mereka rusak karena merasa ditolak oleh keluarga, orang tua,
teman-teman, maupun lingkungannya sejak kecil, dan gagalnya proses perkembangan
jiwa remaja tersebut.
Trauma-trauma dalam
hidupnya harus diselesaikan, konflik-konflik psikologis yang menggantung harus
diselesaikan, dan mereka harus diberi lingkungan yang berbeda dari lingkungan
sebelumnya. Pertanyaannya : tugas siapa itu semua ? Orang tua-kah ? Sedangkan
orang tua sudah terlalu pusing memikirkan masalah pekerjaan dan beban hidup
lainnya.
Saudaranya-kah ?
Mereka juga punya masalah sendiri, bahkan mungkin mereka juga memiliki masalah
yang sama. Pemerintah-kah ? Atau siapa ? Tidak gampang untuk menjawabnya.
Tetapi, memberikan lingkungan yang baik sejak dini, disertai pemahaman akan
perkembangan anak-anak kita dengan baik, akan banyak membantu mengurangi
kenakalan remaja. Minimal tidak menambah jumlah kasus yang ada.
Kenakalan remaja,
merupakan salah si anak? atau orang tua? Karena ternyata banyak orang tua yang
tidak dapat berperan sebagai orang tua yang seharusnya. Mereka hanya
menyediakan materi dan sarana serta fasilitas bagi si anak tanpa memikirkan
kebutuhan batinnya. Orang tua juga sering menuntut banyak hal tetapi lupa untuk
memberikan contoh yang baik bagi si anak.
Orang tua, sering lupa
bahwa prilakunya berakibat pada anak-anaknya. Karena kehidupan ini tidak lepas
dari contek-menyontek prilaku yang pernah ada. Bisa juga karena ada pembiaran
terhadap perilaku yang mengarah pada kesalahan, sehingga yang salah menjadi
kebiasaan.
Para orang tua jangan
berharap anaknya menjadi baik, jika orang tuanya sendiri belum menjadi baik.
Sebenarnya nurani generasai ingin menghimbau “Jangan ajari kami selingkuh,
jangan ajari kami ngomong jorok, tidak jujur, malas belajar, malas beribadah,
terlalu mencintai harta belebihan dan lupa kepada Sang Pencipta.
Sumber: Perempuan.com
Editor : Soegeng Haryadi
Dari pemberitaan yang ada di Koran
tersebut bahwa perkembangan yang ada di indinesia dapat mempengaruhi prilaku
social para remaja yang rentan dengan penyimpangan –penyimpangan . Prilaku yang
di lakukan oleh seorang remaja itu merupakan hasil dari proses sosialisasi yang
ia dapatkan baik dari media keluarga ,
teman sepermainan , lingkungan ,
pendidikan ataupun media massa dan
teknologi . baik atau buruk prilaku tersebut semua bagaimana proses seorang
remaja tersebut menyerap dan melaksanakannya dalam kehidupan sehari-hari . prilaku remaja di harapkan dapat menjadi lebih baik
karena remaja merupakan harapan bangsa , tonggak utama bangsa adalah
remaja . kemajuan dan kemunduran bangsa
tidak terlepas dari remaja dan pemuda yang mengisi pembangunan di masa ini . perkembangan prilaku social remaja saat ini
menimbukan kecemasan social , karena remaja yang di anggap sebagai calon
penerus bangsa serta calon-calon pemimpin bangsa banyak yang tergelincir dalam
lumpur kehinaan , bagaikan sekuncup bunga yang berguguran sebelum mekar
menyerbakkan wangi .
I.II
Masalah
A.
Bagaimana Hubungan prilaku social remaja dengan control social ?
B. siapa saja agen-agen yang
mempengaruhi prilaku social remaja ?
C. apa Jenis – jenis lembaga control social terhadap prilaku social ?
D. bagaimana cara
melakukan control social terhadap prilaku remaja
?
I.III
Tujuan
A.
Mengetahui dan menjelaskan Hubungan
prilaku social remaja dengan control social
B. mengetahui dan menjelaskan agen-agen yang mempengaruhi prilaku social
remaja
C. mengetahui danmenjelaskan Jenis – jenis
lembaga control social terhadap prilaku
social
D. mengetahui dan menjelaskan cara melakukan control social terhadap prilaku remaja
BAB
II
PEMBAHASAN
Kontrol social terhadap prilaku
social remaja
A.
Hubungan prilaku social remaja dengan
control social
Perilaku sosial juga identik dengan reaksi
seseorang terhadap orang lain (Baron & Byrne, 1991 dalam Rusli Ibrahim,
2001). Perilaku itu ditunjukkan dengan perasaan, tindakan, sikap keyakinan,
kenangan, atau rasa hormat terhadap orang lain.
Prilaku social juga terjadi pada remaja , remaja melakukan interaksi
dengan orang lain dan memiliki reaksi terhadap apa yang dia lakukan . Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence
mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional
sosial dan fisik (Hurlock, 1992) . remaja yang di dianggap sebagian masyarakat merupakan masa labil , masa labil yang di sebut masa yang ti dak
menentu . remaja yang sering melakuakn sebuah tindakan yang tiba-tiba senang ,
tiba-tiba sedih dan berubah-ubah . remaja sering kali melakukan tindakan yang
menurut mereka benar akan tetapi sering menyalai aturan yang sering di sebut
dengan penyimpangan social . tindakan-tindakan yang di lakukan oleh remaja
tersebut tanpa adanya pertimbangan yang rasional , terkadang remaja melakukan
tindakan hanya berdasarkan rasa senang
saja dan rema mundah sekali terpengaruh dalammengambil keputusan . agar
tidak terjadi penyimpangan social yang di lakukan oleh remaja ini di perlukan
control social yang dapat mengontrol tingkah laku remaja agar tidak menyimpang
. banyak yang dapat mempengaruhi remaja
dalam proses menuju dewasa seperti teman
sekolah , guru , keluarga ,lingkungan masyarakat dan media massa serta melalui teknologi yang
semakn meningkat .
Control social merupakan pengawasan atau
pengendalian yang di lakukan oleh
masyarakat terhadap tingkah laku individu , ini merupakan tekanan mental
terhadap individu sehingga individu akan bersikap dan bertindak sesuai
penilaian masyarakat yang ada di sekitarnya . control yang di lakukan masyarakat ini di
wakili oleh keluarga , lembaga pendidikan. Agama . control social yang di lakukan dalam prilaku social remaja dapat
berupa baik dan buruk . di dalam masyarakat seorang remaja yang melaukakan
perbuatan baik iya akan di senangi oleh masyarakat dan jika seorang remaja melakukan perbuatan
yang buruk tentu iya akan di kucilkan di lingkungan mayarakatnya , missal
seorang remaja wanita yang melakukan seks bebas dan tiba-tiba iya hamil di luar
nikah ini kan menyebabkan iya menjadi bahan bicaraan di masyarakat sekitar dan
akan di kucilkan oleh masyarakat dn
teman-temanya . kaena iya tebukti talah hamil di luarnikah , membuat para ibu dan keluarga dari
teman-temannya yang dulu berteman sangat dekat dengan dia dilarang oleh ibu dan
keluarganya untuk berteman lagi dengan remaja perempuan itu . remaja perempuan
yang melakukan penyimpangan social tersebut dianggap menyimpang karena ada
kebiasaan atau adat di masyarakat tersebut , missal dalam masyrakat tersebut
mayoritasnya adalah agama islam . tentu kebiasaan di masyarakat tersebut
bedasarkan agama yang mereka anut dan
jika di islam itu hamil di luar nikah itu dosa
maka itu berarti merupakan perbuatan salah yang dianggap masyarakat sesuai dengan agama islam .
Berbagai
bentuk dan jenis perilaku sosial seseorang pada dasarnya merupakan
karakter atau ciri kepribadian yang dapat teramati ketika seseorang berinteraksi
dengan orang lain ,kecenderungan perilaku sosial seseorang
yang menjadi anggota kelompok akan akan terlihat jelas
diantara anggota kelompok yang lainnya.
Perilaku
sosial dapat dilihat melalui sifat-sifat dan pola respon antar pribadi,
yaitu :
1. Kecenderungan Perilaku Peran yang diambil oleh remaja
a. Sifat
pemberani dan pengecut secara social
b. Sifat
berkuasa dan sifat patuh
c. Sifat
inisiatif secara sosial dan pasif
d. Sifat
mandiri dan tergantung
2. Kecenderungan perilaku remaja dalam hubungan social .
a. Dapat
diterima atau ditolak oleh orang lain
b. Suka
bergaul dan tidak suka bergaul
c. Sifat
ramah dan tidak ramah
d. Simpatik
atau tidak simpatik
3. Kecenderungan perilaku ekspresif
a. Sifat
suka bersaing (tidak kooperatif) dan tidak suka bersaing (suka bekerja sama)
b. Sifat agresif dan
tidak agresif
c. Sifat
kalem atau tenang secara sosial
d. Sifat
suka pamer atau menonjolkan diri
B. agen-agen yang mempengaruhi
prilaku social remaja
1. Keluarga
Keluarga merupakan pembentuk prilaku social pertama remaja ,
Banyak ahli berpendapat bahwa kemampuan-kemampuan tertentu hanya dapat
diajarkan pada periode tertentu saja dalam perkembangan fisik seseorang,
artinya proses sosialisasi akan gagal bilamana dilaksanakan terlambat ataupun
terlalu dini. prilaku social remaja di bentuk melalui cara
sosialisasi yang di lakuakn di dalam Agen sosialisasi keluarga terdiri atas
orang tua dan saudara kandung. Pada sistem keluarga luas agen sosialisasi bisa
berjumlah lebih banyak dan dapat mencakup nenek, kakek, paman bibi, dan sebagainya.Arti
penting agen sosialisasi pertama terletak pada pentingnya kemampuan yang
diajarkan pada tahap ini. Untuk dapat berinteraksi dengan significant onthers
pada tahap ini seorang bayi belajar berkomunikasi secara verbal dan nonverbal,
di mana ia berkomunikasi tidak saja melalui pendengaran dan penglihatan tetapi
juga melalui pancaindera lain, terutama sentuhan fisik. Prilaku yang ada dalam didir remaja itu di
pemngaruhi oleh keluarga , keluarga yang mengajarkan segala hal yang pertama
kali remaja belajar pada saat kanak-kanak . hubungan di dalam keluarga pun akan
mempengaruhhi prilaku social remaja ,
remaja akab bersikap baik atau bruruk itu juga di pengaruhi oleh keadaan di
dalam keluaganya . prilaku menimpang yang di lakukan oleh remaja bisa timbul
karena di dalam keluarga yang ia harapkan harmonis malah terjadi pepecahan ,
sehingga remaja tersebut mengalami kurang perhatia, kurang kasih sayang ,
remaja tersebut mencari kesenangan di luar rumah yang lingkungan sepermainannya
merupakan lingkungan yang kurang baik sehingga mengajarkan ia untuk berprilaku
menyimang , remaja ersebut terpengaruhi oleh temannya untuk bertindak tidak
sesuai dengan norma missal melakukan seks pra nikah , minum obat-obatan
terlarang , narkoba . remaja tersebut terpengaruhi karena tidak adanya control
yang di berikan keluarganya , keluarga tidak memperhatikan tindakan anggota
keluarga yang lainnya , dalam keluarga tersebut cenderung sibuk dengan urusan
mereka sendiri .
2. Teman bermain
Teman bermain terdiri atas kerabat, tetangga, atau teman
sekolah. Padasaat ini remaja yang yang berada pada tahap kanak-kanak agen mulai belajar meibatkan dirinya dengan orang
yang sederajat atau sebaya. Pada usia remaja pergaulan dan interaksi sosial
dengan teman sebaya bertambah luas dan kompleks dibandingkan denga masa-masa
sebelumnya termasuk pergaulan dengan lawan jenis. Pemuasan interlektual juga
didapatkan oleh remaja dalam kelompoknya dengan berdiskusi, berdebat untuk
memecahkan masalah. Mengikuti organisasi sosial juga memberikan keuntungan bagi
perkembangan sosial remaja, namun demikian agara remaja dapat bergaul denga
baik dalam kelompoknya diperlukan kompentensi sosial yang berupa kemampuan dan
ketrampilan berhubungan dengan orang lainPada tahap ini seorang anak memasuki
game stage-mempelajari aturan yang mengatur peran orang yang kedudukannya
sederajad. Dalamkelompok bermain pula seorang anak mulai belajar nilai-nilai
keadilan.
3. Sekolah
Di sekolah seroang rmaja mempelajari hal yang baru dari
keluarga dan teman seperminan . seorang remaja belajar di sekolah dengan tujuan
untuk memperluas pengetahuannya . Sekolah mempersiapkan untuk penguasaan
peran-peran baru di kemudian hari, di kala seseorang tidak tergantung lagi pada
oerang tuanya. Menurut Robert Dreben (dalam Sunarto, 2004:25) selain
mengajarkan membaca, menulis, berhitung sekolah juga mengajarkan kemandirian
(indepence), prestasi (achievement),
universalisme (universalism), dan spesifisitas (spesificity). Dalam proses
belajar seorang remaja akan menyerap
pengetahuan yang diajarkan oleh guru nya serta peraturan yang ada di sekolahan
juga akan mempengaruhi perilaku remaja tersebut . peraturan sekolah yang
membiasakan kebiasaan disiplin dalam sekolah missal , masuk jam 7 dan siapa yang telat akan
mendapat hukuman , didalam atau di luar sekolah saat berpakaian sekolah seorang
remaja tidak boleh mengeluarkan baju , tidak boleh merokok dan berbuat hal-hal
yang dapat membuat nama baik sekolah buruk jika hal tersebut di lakukan sekolah
akan memberikan sanksi kepada siswa yang melanggar agar siswa tersebut jera .
dengan maksud lain peraturan-peraturan yang di buat sekolah tersebut agar
remaja dapat disiplin dalam kehidupan sehari-hari .
4.
lingkungan atau masyarakat sekitar
Lingkungan
merupakan factor yang paling mempengaruhi prilaku dan watak seseorang . seorang
remaja yang hidup di lingkungan yang
baik maka akhlaknyapuk akan baik akan tetapi jika ia hidup dan berkembang di
lingkungan yang buruk maka ia juga akan berpilaku yang buruk.faktor lingkungan
ini juga mempengaruhi perilaku remaja . remaja yang tidak bisa mengambil atau
menyaring perilaku social yang ada di sekitarnya tentu iya juga akan ikut
berperilaku dengan keadaan yang ada , selain keluarga dan sekolah seorang
remaja akan mudah terpengaruh karena keberadaan lingkungan karena di lingkungan
itulah iya akan sering berada .
5. Media Massa
Media massa terdiri atas media cetak (surat kabar, majalah),
dan media elektronik (radio, televisi) diidentifikasi sebagai agen sosialisasi
yang berpengaruh pada perilaku khalayaknya. Kemajuan teknologi memungkinkan
peningkatan kaulitas pesan serta peningkatan frekuensi terpaan pada masyarakat
sehingga memberi peluang pada media massa untuk berperan sebagai agen
sosialisasi yang semakin penting. Pesan-pesan yang ditayangkan bisa mengarahkan khalayak
pada perilaku prososial (yang cenderung ke arah baik) dan perilaku antisosial
(cenderung ke aras perilaku buruk). Beberapa penayangan adegan kekerasan,
pornografi dikhawatirkan bisa meningkatkan perilaku anti sosial seperti
kejahatan meningkat, pelanggaran susila dsb.media massa yang semakin meluas dan
meningkat seperti adanya televisi , handphone dan internet . membuat masyarakat semakin mudah dalam meniru hal-hal
yang menurut mereka bagus . remaja yang masih labil dan di anggap belum bisa menentukan pilihan yang
baik seringkali meniru semua yang baik
menurut mereka tanpa memikirkan dampak dari meniru tersebut .
C. Jenis – jenis lembaga control social terhadap prilaku social
1. pendidikan
Pendidikan di anggap sangat
berperan sebagai tempat seorang remaja menjadi tahu apa yang harus dia lakukan
dalam menjalani kehidupan sehari-hari .
pendidikan ini bisa didapat seorang remaja melalui keluarga , sekolah dan
masyarakat sekitar , agar seorang remaja tetap berada di jalur yang dia anggap
masyarakat benar dan sesuai dengan adat
yang berlaku di dalam masyarakat . pengen dalaian social dalam pendidikan ini
penting , karena di harapkan dari pendidikan ini seorang remaja dapat berpikir
yang mana baik dan salah . dalam
menentukan baik dan sealah tentu seorang remaja yang menuju pada proses pendewasaan harus di dukung dan di
contohkan didalam lingkungan , keluarga , masyarakat dan sekolah . pendidikan
yang didapatkan remaja di sekolah yaitu pendidikan yang dapat membuat remaja
tersebut memnentukan masa depannya yang harus di dukung oleh pendidikan yang ia
dapat di keluarga . lembaga
pendidikan formal yang memiliki pengaruh kuat terhadap perkembangan remaja, ada
banyak hal yang bisa kita lakukan di sekolah untuk memulai perbaikan remaja,
diantaranya melakukan program mentoring pembinaan remaja lewat kegiatan
keagamaan seperti rohis, sispala, patroli kemanan sekolah dan lain
sebagainya,jika kita optimalisasikan komponen organisasi ini maka kemungkinan
terjadinya kenakalan remaja ini akan semakin berkurang dan teratasi.
Setiap pendidikan menyiratkan
bahwa pendidikan sebagai proses sosialisasi anak dalam lingkungan sosialnya ,
kebudayaan akademis , kritis dan kreatif serta sportif yang harus di bina
dengan baik demi terbentuknya kestabilan emosi remaja sehingga tidak mudah
gocang dan menimbulkan akses-akses yang mengarah pada perbuatan-perbuatan
berbahaya serta kenakalan
2. agama
Menurut emile Durkheim agama
merupakan sistem terpadu yang terdidi atas kepercayaan dan praktik yang
berhubungan dengan hal yang suci . agama juga ikut bertanggung jawab atas
adanya norma-norma susial yang baik yang di berlakukan di dalam masyarakat .
karena sebagian besar masyarakat memiliki agama
. agama yang masia=ng-masing di anaut oleh individu tersebut memiliki
kaidah-kaidah yang berdasarkan dalam agamanya , agama menyeleksi kaidah-kaidah
yang ada di masyarakat dan mengukuhkan yang baik san menolak kaidah yang buruk
untuk di tinggalkan sebagai larangan . .
disini agama mengajarkan kepada remaja dalam kaidah-kaidah yang berlaku bahwa
apa yang baik yang harus di lakukan oleh remaja ataupun apa yang buruk dan
harus di tinggalkan oleh remaja . agama memeberikan pedoman melalui kitab suci
yang di miliki oleh masing-masing agama
. melalui pedoman tersebut agama dapat berperan sebagai control social yang ngontrol prilaku remaja .
pergaulan bisa di hindari jika individu tersebut memiliki
kekuatan iman yang ada pada dirinya, agar tidak menyalah gunakan pergaulan yang
sekarang sedang merajalela di kalangan remaja, dan dari perilaku manusia pun
menjadi sebuah dampak kejahatan yang ada di dunia, tanpa di sadari kita pun
sudah membuka peluang kejahatan di dunia karena ke salahan dari individu itu
bergaul
D. cara melakukan control social terhadap prilaku remaja
Dalam memberikan pengendalian
social kepada remaja terdapat dua bentuk control yang dapat dilakukan sesuai
dengan situasi yang di hadapi dan tujuan yang hendak dicapai dalam proses pengendalian .
1.
koersif
merupakan bentuk pengendalian
social yang diberikan kepada remaja dalam bentuk kekerasan atau ancaman yang menggunakan kekuatan
fisik . cara ini di lakuakn dengan
tujuan memaksa reamaja agar berprilaku sesuai dengan norma-norma yang berlaku
2.
persuasive
sedangkan
persuasive ini merupakan cara yang berupa teguran kepada remaja agar remaja
dapat mengikuti prilaku sesuai dengan norma-norma yang berlaku di dalam
masyarakat . persuasive ini di lakuakn dengan cara mengajak atau membimbing
remaja secara halus .
cara tersebut akan
mempengaruhi prilaku social remaja yang harus di seimbangi dengan Beberapa yang
sangat berpengaruh dalam pembentukan Perilaku Sosial diantaranya
faktor kepribadian seseorang, faktor lingkungan dan faktor budaya juga
mempengaruhi sedangkan menurut Casare Lombroso faktor yang mempengaruhi perilaku yaitu: faktor Biologis,
faktor Psikologis, dan
faktor Sosiologis
Menurut Lowrence Green, perilaku ditentukan
atau terbentuk dari tiga faktor :
1. Faktor
predisposisi ( predis posing factors ) yang terwujud dalam pengetahuan, sikap
kepercayaan, keyakinan, nilai – nilai dan sebagainya.
2. Faktor
pendukung ( enabling factors ) yang terwujud dalam linkungan fisik, tersedia
atau tidak tersedia sarana.
3. Faktor
pendorong ( reinforcement factors ) yang terwujud dalam sikap dan perilaku,
kebijakan dan lain – lain.
Baron dan Byrne berpendapat bahwa ada empat
kategori utama yang dapat membentuk perilaku sosial seseorang, yaitu :
a. Perilaku dan karakteristik orang lain
b. Proses kognitif
c. Faktor lingkungan
d. Tatar Budaya sebagai tampat perilaku dan
pemikiran sosial itu terjadi
BAB III
PENUTUP
III.I Kesimpulan
Prilaku
social remaja yang di lakuakn dalam kehidupan sehari –hari ini tentu di
pengaruhi oleh adanya agen-agen yang terlibat seperti , keluarga , sekolah dan
teman bermain . prilaku remaja harus d control agar tidak menyebabkan
penyimpangan . control yang di
lakukan harus secara baik-baik karena
jika sikap dalam menerapkan control itu buruk tentu dalam proses identifikasi
yang di lakukan oleh remaja tersebut akan secara lambat .
III.II Saran
Remaja
perlu untuk mengontrol semua bentuk perilaku negatif mereka, salah satu hal
yang dapat mengontrol perilaku negatif yang banyak dilakukan remaja adalah
dengan memiliki kecerdasan emosi yang tinggi, hal ini didukung juga oleh
penjelasan Gottman & DeClaire (1998) bahwa remaja yang cerdas secara emosi
akan mampu memecahkan masalah mereka sendiri maupun bersama orang lain, mampu
mengambil keputusan secara mandiri, lebih banyak mengalami sukses di sekolah
maupun dalam hubungannya dengan rekan-rekan sebaya, dan terlindung dari resiko
penggunaan obat terlarang, tindak kriminal dan perilaku seks yang tidak aman.
Menurut Salovey dan
Mayer (dalam Shapiro, 1997) kecerdasan emosi juga akan mendukung terciptanya
kemampuan pengendalian diri atau kontrol diri. Pengendalian diri ini meliputi
pengendalian perilaku terutama perilaku-perilaku yang mengarah kepada
konsekuensi negatif, pengendalian kognitif dan pengendalian keputusan (Averill
dalam Elfisa, 1995). Selain itu, kemampuan mengontrol diri juga dapat diartikan
sebagai kemampuan untuk membimbing, mengatur, dan mengarahkan bentuk-bentuk
perilaku melalui pertimbangan kognitif, sehingga dapat membawa kearah
konsekuensi positif (Lazarus, 1976). Hal ini sejalan dengan Ekowarni (1993)
bahwa ketegangan emosi yang tinggi, dorongan emosi yang sangat kuat dan tidak
terkendali akan membuat remaja sering mudah meledak emosinya dan bertindak
tidak rasional
Orang tua dan pendidik harus membimbing remaja
agar dapat mencapai hubungan baru dan yang lebih matang dengan teman sebaya
baik pria maupun wanita, mencapai peran sosial pria dan wanita, menerima
keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif, mengharapkan dan
mencapai perilaku sosial yang bertanggungjawab, mempersiapkan karier ekonomi,
mempersiapkan perkawinan dan keluarga, memperoleh perangkat nilai, serta sistem
etis sebagai pegangan untuk berperilaku mengembangkan ideologi.
DAFTAR PUSTAKA
Haryanto . 2010 . Pengertian Remaja Menurut Para Ahli
http://belajarpsikologi.com/pengertian-remaja/
. diakses tanggal 15 desember 2012
anonim . 2010 .
control social
Soekanto,soerjono
. 2012 . sosiologi suatu pengantar . Jakarta: PT Rajagrafindo persada
H Gunawan , Ary
. 2010 . sosiologi pendidikan . Jakarta : Rineka Cipta